21.06

foto linda

20.57

Musik Era Krisis

Industri musik rekaman termasuk yang ikut remuk saat krisis keuangan dunia. Setelah hampir tiga dekade diserang wabah pembajakan, dan sekarang era musik digital semakin memperkecil laju jual album rekaman. Maka anak band lah yang akhirnya mendulang berkah.

Sekarang kita akan kesulitan merunut nama-nama band baru yang muncul. Tercatat sekitar 82 group band/vokal baru yang mewarnai blantika musik rekaman dalam dua tahun terakhir. Dari yang paling anget ada Hijau Daun, Hello, Tequila, Gruvi, ILVU, Lyla, Private Harmony juga Alexa. Sebelumnya juga ada D’Masiv, Rama Band, Matta, Seventeen, J-Rock, The SIGIT, Merpati, Republik, Mozarela, Ken, Plat, Pilot, Angkasa, Titans, Drive, SHE, Wali, Vangetoz, Kotak, Maha, The Rain, Kangen, ST 12, Letto, Maliq & D’essentials, Efek Rumah Kaca dan The Changchuters. Dan sejumlah nama lain masih bisa diteruskan.

Kendati belum genap lima album, group-group yang terbilang baru ini sudah punya jadwal manggung yang akan melebihi kocek one hits wonder-nya. Satu dua hits sudah cukup jadi alasan untuk perform di panggung. Apalagi, sekarang acara tayangan musik di banyak stasiun membuat semakin suburnya kemunculan anak-anak band tadi.


(Berita Indonesia 65)

20.54

Berita Antasari Menutup Semua Berita


Satu dua hari yang lalu, media elektronik dan media cetak dipenuhi dengan berita politik, penandatanganan koalisi besar oleh sepuluh parpol serta deklarasi duet capres Jusuf Kalla dengan cawapres Wiranto di Markas Hanura. Berita tersebut menjadi “head line” di sejumlah media arus utama dan terus diberitakan berulang-ulang oleh televisi. Keberanian Golkar, keberanian JK, ketabahan Wiranto menjadikan keduanya bintang panggung yang mendadak menjadi selebritis karena menjadi pasangan pertama yang meyatakan akan menjadi petarung diarena pilpres. Berita penting ini hanya berumur sehari kurang, karena insan media mendapat berita baru yang jauh lebih “meledak” dan nikmat untuk disampaikan ke publik.
Berita yang sangat menonjol tersebut menyangkut Antasari Azhar yang diberitakan dicekal karena diduga terkait dengan masalah pembunuhan. Siapa yang tidak kenal dengan Antasari Azhar, Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi di negeri yang aroma korupsinya masih terasa menyengat. Menurut Transparency International pada laporannya tahun 2008 Indonesia berada pada ranking 126 negara terbersih hingga terkorup didunia dari 180 negara yang disurvei dengan nilai Corruption Perception Index (CPI) sebesar 2,6.
Setelah Antasari terpilih sebagai ketua KPK pada tahun 2007, terlihat KPK menjadi lembaga yang sangat ditakuti oleh semua personil Lembaga Negara baik eksekutif, legislatif maupun yudikatif. Banyak pejabat ataupun anggota legislatif akan gemetar apabila mendapat panggilan ke kantor KPK di kawasan Kuningan. “Power” KPK demikian besarnya, bahkan mirip Kopkamtib pada masa Orde Baru. Tidak ada yang tidak bisa diusut kalau seseorang atau sebuah instansi tersangkut masalah korupsi, baik itu jaksa, hakim, anggota DPR, pejabat pemerintah, pengusaha, begitu terindikasi korupsi maka kantornya bisa diperiksa, orangnya langsung ditangkap. “Gebrakan” Antasari tersebut diantaranya yang memberikan sumbangan terbesar hingga terbentuknya opini “bersih dan jujur” kepada pemerintahan SBY.

Berita yang merebak kini menyebutkan bahwa Antasari Azhar ditetapkan oleh Kejaksaan Agung sebagai tersangka dalam kasus dugaan pembunuhan berencana terhadap Direktur PT Putra Rajawali Banjaran Nasrudin Zulkarnaen. Menurut Kapuspenkum Kejagung Jasman Pandjaitan, berdasarkan surat permohonan cekal dari Mabes Polri ke Kejagung, Antasari kemudian resmi dicekal oleh Direktorat Jenderal Imigrasi, Departemen Hukum dan HAM. Pada Jumat malam (1/5) rapat pimpinan KPK memutuskan untuk menonaktifkan Antasari untuk sementara agar dapat lebih berkonsentrasi pada kasus hukumnya. Kepemimpinan KPK mulai hari ini akan dijabat secara bergiliran oleh empat Wakil Ketua KPK, yakni Haryono Umar, M Jasin, Bibit Samad Rianto dan Chandra M Hamzah.